Mirip dengan tulisan Om Rio tentang perbedaan Safety Riding Vs aturan lalin. Tapi mencoba untuk menggunakan sudut pandang yang sedikit berbeda. Mudah-mudahan bisa jadi berbeda 😀
Aturan lalu lintas yang dimaksud adalah Undang-undang (UU) dan Peraturan Pemerintah (PP) meliputi UU No. 14 Tahun 1992 dan PP No. 41-44 Tahun 1993 yang ada di bagian download.
Silakan baca definisi UU dan PP menurut wikipedia. Gampangnya, UU dan PP adalah seperangkat aturan yang sengaja dibuat untuk mengatur kehidupan masyarakat menyangkut bidang tertentu.
Karena sulitnya mendapatkan definisi resmi untuk konsep Safety Riding (SR) ini, pakai definisi versi saya saja ya! *maksa* Silakan koreksi jika dianggap kurang.
SR adalah cara berkendara yang mengutamakan keselamatan dan kenyamanan pengendara dengan bentuk yang preventif dalam menghadapi keadaan di jalan, yang secara tidak langsung juga akan mempengaruhi dan membawa keselamatan dan kenyamanan terhadap lingkungan sekitarnya. SR sering dipadankan dengan frase aman berkendara. Selain itu juga ada istilah defensive riding yang merupakan kelanjutan setelah pemahaman SR ini.
Aturan lalin juga dibuat dengan maksud dan tujuan yang sama : keselamatan dan kenyamanan, walaupun tidak disebutkan secara harafiah. Aturan lalin, seperti halnya sifat aturan, memiliki banyak kata dan kalimat yang abu-abu, ambigu dan amat rawan disalahgunakan menjadi korupsi jalanan.
Mana yang harus didahului? Aturan atau SR?
Karena keduanya memiliki tujuan yang sama, maka dahulukan untuk menaati aturan lalu lintas yang berlaku. Saat aturan ini tak lagi mencukupi, dahulukan keselamatan dan kenyamanan. Misalnya ada pasal yang menyatakan bahwa spion di motor minimal satu buah. Bila hal itu tidak mencukupi bagi Anda untuk melihat blind spot di belakang ya jangan diikuti. Pakailah dua spion seperti yang sudah dikasih pabrikan. Oh ya, taatilah aturan karena Anda memang ingin aman dan nyaman. Jangan lakukan karena ingin terlihat keren, lagi ngetren atau takut ditilang polisi. Justru dengan menaati dan mengerti aturan Anda bisa tahu celah mana yang bisa ditembus. Ada pepatah yang mengatakan : to break the rules, first you must understand the rules.
Safety Riding = Low Speed
Anggapan itu salah! SR tidak selalu berarti mesti berjalan dengan kecepatan rendah. Seperti sudah disebutkan di atas, yang penting adalah tindakan preventif, mampu membaca gejala apa yang ada di depan, samping dan belakang sepeda motor. Kalau mau nyalip mobil ya nyalain lampu sein; klakson; passing light supaya orang lain mengetahui pergerakan Anda. Hal yang kecil namun terkadang kita melupakannya.
SR dominasi anggota klub/komunitas
Anggapan yang salah lagi. Masih banyak kok anggota klub/komunitas sepeda motor yang berkendara seenak udelnya, malahan sampai mengorbankan kepentingan orang lain. Sekali lagi, menaati dan mengerti aturan karena memang Anda menginginkan keselamatan dan kenyamanan atas kesadaran sendiri tanpa paksaan dari pihak lain. Menurut Ika Patmawati, SKp (staf pengajar pada Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta) dalam artikelnya, kemananan adalah kebutuhan dasar manusia prioritas kedua berdasarkan kebutuhan fisiologis hirarki Maslow.
Baca juga : definisi Safety, Road Safety
jadi inget temennya adekku, sebagai pengganti spion dia pake peraut pensil yang ada kacanya itu 😆
akibatnya dia dimaki-maki sama polwan
plang, benerin dong blockquote saya
sekalian hetrik ah, mumpung gak ada yang menjegal
udah dibenerin tuh 😛
*timpuk itik pake spion*
/me,korban tidak SR 😦
*ngakak liat komenya itik kecil*
berarti ngebut, selap-selip, dan gak nabrakin motor ke kendaraan laen juga septi raiding dunk..:D
@Jenderal Bayut™
cepet sembuh yak 🙂
@baliazura
@privateeronboard
tergantung definisi ngebut dan selap-selip
di atas 60kpj menurut gw udah ngebut
liat juga kondisi jalanan seperti apa
kalo emang kosong kenapa ga boleh?
selama bisa preventif terhadap keadaan di sekeliling
selap-selip = zigzag?
lha kalo emang macet trus gimana?
selama tetep merhatiin keadaan sekeliling
jangan naek-naek ke trotoar, ksian pejalan kaki
jangan lupa nyalain lampu sein n liat2 spion
lakukan dengan smooth, mudah-mudahan bisa tetep aman 🙂
nabrak kendaraan laen merupakan akibat dari kelalaian
artinya tidak bisa preventif menghadapi keadaan di jalan
jadi jawaban gw : IYA
tergantung definisinya kan? 😉
korelasi SR ama low speed apa ya ed ??
:oops
@harriansyah
kan ada pepatah biar lambat asal selamat 😀
nyang enak naek motor ala -kecil- ajah
pasti aseek
@superkecil
hehehe iyee bener, cil…
*bingung manggilnya*
weleh..gue pikir nge link kemane…eeehh..kemari juga link nya…hehehehehe…
terus ed..terus…link gue taro dsini sebanyak2nya..biar crawlingnya enak…kekekekekekkkk
Justru aturan Lalu Lintas dibuat untuk keamanan dan kenyamanan pengguna Lalu Lintas toh?
Misal:
Beberapa meter setelah tikungan adalah area Dilarang Berhenti karena bisa mengganggu (kenyamanan) atau membahayakan (keamanan) kendaraan yang akan lewat, apalagi kalo ada kendaraan yang masuk dan keluar dari tikungan secara bersamaan.
Berhenti di belakang garis putih, pastinya orang yang nyebrang di zebra cross gak terganggu dan “seharusnya” pada kondisi jalan macet, area tengah dari perempatan harus steril dari kendaraan sehingga tidak terjadi stuck (bener gak ya?, maksutnya jalanan jadi kekunci dan macet total deh….
Dah ah, silahkan yang laennya nambahin 😛
Bro Nanya dong.. kalo untuk konvoi kendaraan dua apa harus minta ijin ke pihak kepolisian ? or pihak yg berkepentingan..? ada aturannya gk..? yg mengatur hal ini..? batas minimum untuk konvoi kendaraan roda 2 itu berapa motor, misalnya kalo 10 motor ke bawah gk usah urus ijin, tp kalo diatas 10 motor harus ijin tolong dong jelasin thx n salam..Teddy.
alow.
hadow…kalo masalah dibogor mah cuman 1..
tertibin ankot aja deh,,,
dan dunia perlalulintasan akan semakin aman,,
9 dari 10 orang yang tabrakan dibogor, gara2 ancot..hehe
wassalam
Liat aja kompas hari Senin (24 Sept’07). Masalah kemacetan udah parah, entah karena proyek (a.k.a. busway), pengendara mobil dan motor, bus, angkot..pasrah dah 😦
@teddy
sebenarnya saya juga ga ktemu aturan yg mengharuskan hal ini
tapi selama ini sih kita selalu bikin ijin dari kepolisian
walopun mestinya hal ini ga diperlukan mengingat anggota komunitas saya rata-rata sudah cukup tertib dalam hal kelengkapan surat-surat dan perangkat kendaraan
jadi mestinya sih ga perlu ijin kl emang lengkap, bro
makasih diingetin, nanti jadi revisi prosedur turing kami 🙂
@marwan
Bogor?
angkot?
ampun deh… 😆
@ABe
hehehe sabar yak ,bro
beruntung jalur gw ga pake macet
*curhad* gara2 proyek busway di gatsu pancoran – kuningan gw jadi berangkat kerja jam 1/2 6 *pingsan* emang kadang nyebelin tapi asik juga lho naik busway dgn hanya membayar Rp. 3.500,- bisa kemana2 ke ancol, jatinegara, cempaka putih pokoknya transit mulu deh wahahahahahahahahaha angkot no way busway ok motor yuk… mao dong 😛 teuteup walo dah 2 kali kecelakaan 😀 *gw kecelakaan bukan karena ga safety ya tapi karena ulah orang lain *pasang tampang muka sebal*
jakarta maced? dah ga heran :D, bandung, surabaya, bogor juga maced kan? gara2nya apa coba, angkod kan? jadi motor ga salah kan kalo banyak paling jadi kek nyamuk ajah :))
satu lagi hetrik niyh tapi males ah ga ada ide buat komen lagi *hetrix :)*
Hadiri dan Ikuti Honda CS-1TWO WHEEL SLALOM 8-9 november.
Dan ikuti pelatihan nya tgl 11 oktober untuk informasi lebih lanjut bisa menghubungi no 99440504 dengan adrian.Hadiah nya menarik loh jgn sampai Tidak ikut yah.
betul bro safety riding memang harus diperlukan dan di jalankan sebenar-benarnya untuk menjaga ketentraman dan keselamatan baik si pengendara maupun pengguna jalan yang lain..
http://www.godam2858.com/lmirs/ab.html